Kamis, 03 September 2009

APA ITU TAO

Bab I
Apakah TAO itu?

TAO adalah kebenaran dari seluruh jagad raya, Tao juga dikatakan Kebenaran, atau Aturan. Tao tidak beerwujud dan tidak nampak, tiada bersuara, tiada berbau, tidak dapat diperlihatkan, tidak dapat digambarkan. Tapi bila di jagat raya ini tidak ada Tao, maka semuanya tidak akan berkelanjutan. Tao berada di mana-mana, di langit, di bumi, di benda-benda, di masalah-masalah. Di dalam tubuh manusia Tao dikatakan Hatinurani, bila ada orang yang melakukan hal-hal yang berlawanan dengan hatinurani dan kebenaran dari Tuhan, maka dikatakan perbuatannya telah membelakangi Tuhan.

Tao adalah kebenaran yang takkan pernah berubah, sejak adanya jagat raya ini. Sedangkan jagat raya selalu berubah, manusia dan semua masalah juga selalu berubah. Sejak berjuta tahun Tao tidak pernah berubah.

Ribuan tahun yang lalu, bila seseorang mendapatkan Tao, maka ia menjadi orang suci, Nabi Lao Tze, Nabi Gautama. Orang yang hidup saat ini pun bila mendapatkan Tao, ia juga dapat menjadi orang suci, Nabi Lao Tze, Nabi Gautama, malaikat. Demikian halnya, beribu tahun yang akan datang, bila seseorang mendapatkan Tao, ia pun dapat menjadi orang suci, Nabi Lao Tze, Gautama, malaikat.

Tao juga artinya jalan. Tao adalah jalan satu-satunya menuju sorga. Oleh karena itu, barang siapa tahu jalan ini, maka dia dapat kembali ke asalnya, menjadi malaikat, menjadi Nabi Lao Tze, Nabi Gautama. Yang tersesat dari jalan ini akan terjerumus ke lingkaran derita tunimbal lahir (lingkaran reinkarnasi), atau menjadi mahluk di alam neraka. Secara singkat dapat dikatakan, bila kita ingin kembali ke sorga yang penuh kebahagiaan abadi, kita harus mendapatkan Jalan Ketuhanan (Tao), tiada jalan lain.

Bab 2
Asal Usul Tao

Pada jaman dahulu kala, bila seseorang ingin mendapatkan Tao, ia harus meninggalkan keluarganya, meninggalkan segala pekerjaannya, seorang diri menempuh jalan yang jauh, menjadi guru penerang, karena pada jaman dahulu Tao masih tersembunyi, untuk mendapatkan Tao sangatlah sulit.

Tao diturunkan dari seorang guru hanya kepada seorang muridnya. Maka dikatakan, “Tao diturunkan tidak diantara enam kuping”, artinya hanya diturunkan kepada seorang saja. Pada waktu itu kalau bukan titisan malaikan atau Nabi Lao Tze, Nabi Budha Gautama tidak mungkin mendapatkan Tao.

Pada saat ini, banyak manusia yang memiliki hati tidak baik, moralnya rusak, demi hidup harus bersaing, dan banyak melakukan hal-hal yang tidak bermoral, tidak sesuai dengan kehendak Tuhan (hatinurani), akibatnya membuat Tuhan marah, maka turunlah malapetaka, untuk membinasakan yang jahat di antara manusia.

Tapi di antara umat manusia masih banyak yang hatinya baik, bila tidak diusahakan melindungi yang baik, maka yang baikpun akan turut binasa. Bila hal itu terjadi tidak adil, maka dalam situasi demikian Tuhan menurunkan Tao Yang Agung, disebar luaskan di antara umat manusia, timbullah situasi dimana Tao dan malapetaka diturunkan dalam waktu bersamaan.

Situasi ini sulit kita alami, jika kita beruntung selama 3 kali kehidupan, dan pernah membina diri selama 5 kali kehidupan. Leluhur kitapun meninggalkan sisa budi baik bagi kita, juga bila kita dapat dituntun oleh pembawa dan penjamin, diri kita sendiri tulus hati, maka kita akan mendapatkan jodoh dan kesempatan yang baik. Mendapatkan satu titik petunjuk dari guru penerang, mendapatkan Tao, langsung ditunjukkan hakekat dari kehidupan dan kematian, sehingga kita mengerti makna sejati dari kehidupan manusia.

Dengan demikian kita akan terhindar dari malapetaka, setelah meninggal juga dapat mengakhiri kelahiran dan kematian (takkan dilahirkan lagi, dan juga takkan mengalami kematian lagi, roh langsung pulang ke sorga). Demikianlah kehidupan kita di masa ini menjadi tidak sia-sia.

Bab 3
Bedanya Tao dan Agama

Tao adalah pokok dari hatinurani kita, dan merupakan akar yang diberikan oleh Tuhan kepada kita, juga sumber utama dari jiwa kita. Mendapatkan Tao membuat kita tahu asalnya dari mana, setelah meninggal roh harus pulang ke mana, ini adalah rahasia Tuhan sejak dahulu kala.

Dari zaman ke zaman para suci, para nabi, para Lao Tze, Budha dan malaikat meskipun telah mendapatkan Tao, tak berani sembarangan membocorkannya dicatat di dalam kitab-kitab suci, kalau bukan Tuhan berfirman dan menurunkan guru penerang untuk menurunkan Tao, maka tidaklah mudah bagi kita untuk mendapatkan Tao.

Oleh karena itu, dapat Tao berarti kita telah menemukan hatinurani kita, dan langsung mengetahui sumber kehidupan dan kematian kita. Dengan mendapatka Tao ini, kita dapat mengakhiri kehidupan dan kematian, menjadi roh suci.

Sementara agama, mengajarkan manusia merubah hati yang jahat menjadi yang baik, semua perbuatan buruk jangan dilakukan, lakukan semua yang baik, sehingga manusia dapat mempertahankan hati yang baik, sebagai persiapan kelak mendapatkan Tao. Tetapi agama tidak menurunkan “ilmu sejati hatinurani”, maka pemeluk agama hanya dengan perbuatan baik dengan harapan dapat pahala yang baik, tapi tidak berdaya maju lebih tinggi lagi agar supaya kita terlepas dari kelahiran dan kematian. Inilah perbedaan dari hasilnya Tao dan agama. Maka dari itu, umat dari agama apapun ada kemungkinan mendapat Tao sejati yang agung, yang dapat mengakhiri kita dari kelahiran dan kematian.

Tao bagaikan samudera yang sangat luas dan dalam, sungai besar atau kali kecil, yang airnya jernih atau kotor, tanpa terkecuali, semua dapat ditampung di laut dan sarinya menjadi tunggal. Dalam kehidupan di akhir zaman seperti saat ini Tao diturunkan di dunia ini. Para umat dari agama apapun, dan dari segala suku bangsa, baik orang kaya, mulia atau miskin, hina, pria dan wanita, semua bisa mendapatkan Tao, mendapatkan cara yang terbaik untuk mengakhiri kelahiran dan kematian. Semoga para umat yang baik dapat menegakkan cita-cita yang tinggi, mencari Tao.

Bab 4
Tujuan Tao

a. Tao adalah merupakan ilmu yang diturunkan secara batin, dan menurut ajaran batin dari para guru generasi terdahulu.

Keberadaan Tao ada silsilah dan sumbernya, bukan ajaran yang dibuat-buat, dan bukan sekte agama sesat. Tao adalah ilmu batin yang langsung diturunkan dan membuat kita mampu mengakhiri kelahiran dan kematian.

b. Tao menyadarkan manusia.

Setiap orang memiliki hatinurani, orang dilahirkan ke dunia ini pasti telah dibekali roh oleh Tuhan, roh disebut juga sifat Nabi Lao Tze, Nabi Buddha Gautama (hati Lao Tze, Budha yang penuh kasih), hal itulah yang membuat kita dapat hidup di dunia ini, dan roh disebut juga hatinurani.

Pada dasarnya, setiap orang memiliki hatinurani, karena termakan waktu, lambat laun terlupakan, lalu menjadi hilang. Akibatnya, perbuatan manusia banyak yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, lebih condong melakukan perbuatan-perbuatan yang melawan hukum, tidak bermoral, sehingga dalam kehidupan masyarakat tidak lagi tenteram.

Tujuan Tao adalah menunjukkan adanya hatinurani manusia, supaya setiap orang menemukan hatinuraninya, dan melakukan sesuatu sesuai dengan hatinuraninya.

c. Memulihkan Kebaikan Hati dan Kebajikan Untuk Mencapai Kebaikan Yang Tertinggi.

“Kebaikan Hati” adalah yang membuat orang yang dengan sendirinya dapat membedakan yang salah dan yang benar, yang baik dan yang buruk, tanpa melalui proses berpikir lagi.
Apabila tanpa belajar, orang dapat secara langsung berbuat sesuai dengan standard moralitas, itu dinamakan “Kabajikan”.

Kebaikan Hati dan Kebajikan ini juga diberikan oleh Tuhan kepada kita. Akan tetapi kita hidup di dunia berada dalam peradaban materil, dalam melakukan sesuatu lebih sering untuk mengejar kenikmatan materil, sehingga sering-sering kita tidak tahu lagi apa itu Kabaikan Hati, tidak dapat melakukan Kebajikan, akibatnya apa yang kita pikir dan apa yang kita perbuat, semua demi kepentingan pribadi kita sendiri.

Tujuan agama Tao adalah supaya setiap orang menemukan kembali Kabaikan Hati dan Kebajikan yang dulu memang telah kita miliki. Agar tercipta kehidupan dunia yang sempurna dan ideal.

d. Mentaati Aturan-aturan dan Tatakrama Klasik.
(4 kaidah dan 3 aturan)

4 kaidah : Sopan-santun (Li), satria, fair (I), bersih tidak korupsi (lien), tahu malu (tze).
3 aturan : Atasan sopan bawahan setia, orang tua kasih sayang anak, berbakti, suami-istri harmonis

Chang artinya kaidah abadi. : Pangasih, bijaksana, sopan santun (Li), cerdas (pikiran tenang), tahu yang mana salah dan yang mana benar, pagang janji dapat dipercaya.

Semua aturan dan kaidah di atas itu adalah pendidikan moral zaman dulu. Karena zaman dulu pendidikan moral yang memiliki aturan dan kaidah-kaidah itu sebagai dasar, maka hati orang menjadi lugu, sederhana dan baik, akibatnya hidup tentram dan sentosa.

Tapi di zaman teknologi maju pesat seperti sekarang, orang hanya berpikir mencari uang dan foya-foya, sehingga kaidah-kaidah pendidikan moral dan tatakrama telah terlupakan. Oleh karena itu, pendidikan dari Tao juga bertujuan supaya orang dapat taat pada tatakrama klasik sebagaimana zaman dulu, supaya hatinurani kembali menjadi baik, sehingga dapat kembali hidup tentram dan sentosa.

e. Menggali ajaran-ajaran dari Nabi-nabi Agama

Tao, Budha, pernah mendapatkan kebenaran dari jagat raya ini Tao, maka beliau menjadi nabi. Kebenaran yang didapat oleh nabi itu diam-diam disalurkan di dalam kitab-kitab, untuk dapat memahaminya dengan diri sendiri itu tidak mungkin.

Kini dengan diturunkan Tao ke dunia kita bisa mendapatkan ilmu sejati tantang roh suci, maka barulah kita dapat menjabarkan secara jelas makna sebenarnya yang terkandung di dalam ajaran-ajaran nabi itu, dan kita jadikan pegangan dalam pembinaan Tao.

f. Berusaha Mewujudkan Dunia Yang Sama Rata dan Sama Rasa.

Sampai saat ini, manusia hidup di dunia ini belum pernah dapat menikmati kehidupan yang benar-benar aman sentosa. Karena antar negara, antar manusia sendiri tidak berpijak pada keadilan, yang kuat memakan yang lemah, negara besar mendikte negara kecil, sehingga berkobar peperangan di mana-mana, akibatnya malapetaka merajalela.

Tujuan Tao supaya setiap manusia pulih kembali hatinuraninya, hubungan antar negara dapat berpijak di atas kaidah keadilan, antar manusia datap mentaati aturan dan tatakrama, kita harapkan pada suatu hari kehidupan dunia ini betul-betul menjadi aman sentosa, tercipta dunia yang sama rata dan dan sama rasa.

Tao tidak memiliki latar belakang (background) apapun, tidak semata mengikuti kehidupan duniawi, tidak memiliki organisasi politik, tidak mengembangkan pikiran yang buruk, tidak bentrok dengan peraturan-peraturan dan hukum masyarakat dan negara.
Tao mengajarkan orang untuk berterus terang, polos, jujur bekrja, menghormati langit dan bumi, menghormati para roh suci, berjiwa patriot, setia pada tugas, menjunjung tinggi tatakrama dan sopan santun, berbakti kepada orang tua, hormat kepada guru, bergaul dengan teman, dapat dipercaya, dengan tetangga hidup rukun.

Tao bertujuan untuk merubah yang buruk menjadi yang baik, yang sesat menjadi lurus, membersihkan hati, menjernihkan pikiran, dengan yang palsu (badan kasar membina yang asli/roh sejati), memulihkan roh sejati kita manjadi semula, menegakkan diri sendiri untuk menegakkan orang lain, membujuk hati orang menjadi baik, turut berperan dalam usaha menciptakan ketentraman dunia. Dan pada akhirnya mencapai kehidupan tentram sentosa serta dunia yang sama rata sama rasa.

Bab. 5
Manfaatnya Dapat Tao

1. Dapat mengakhiri Kelahiran dan kematian

Mengakhiri kelahiran dan kematian yaitu keluar dari alam positif dan negatif (Yin Yang), keluar dari lingkaran reinkarnasi, menetap di sorga untuk selamanya, terhindar dari kelahiran dan kematian yang terus menerus.

Apa perlunya mengakhiri kelahiran dan kematian?
Dunia yang kita huni ini adalah neraka hidup yang penuh derita, disebut juga lautan derita. Baik raja-raja maupun rakyat biasa, semuanya akan dan pasti mengalami penderitaan dilahirkan, menjadi tua, terkena penyakit dan kematian. Setiap orang mengalami nasib yang berbeda tentang kekesalan, kesedihan, suka duka. Seperti pepatah mengatakan : “setiap rumah tangga memiliki kitab yang sulit dibaca”.

Untuk terhindar dari penderitaan itu, satu-satunya jalan yang mengakhiri kelahiran dan kematian, yakni mendapatkan Tao, lalu membina Tao, menjalankan Tao dan mencapai kesempurnaan. Mencapai kesempurnaan dalam artian kembali ke sorga, ke alam bahagia abadi, tidak lagi jatuh ke tangan penguasa neraka (Giam Lo Ong). Kini saatnya telah di ujung zaman, Tao yang sejati diturunkan ke dunia. Apabila setelah mendapakannya, kemudian dibina dengan setulus hati, kelak pasti dapat mencapai tujuan, yaitu berakhirnya kelahiran dan kematian.

2. Dapat Merubah Yang Buruk Menjadi Yang Baik. Meninggalkan Yang Sesat Menuju ke Jalan yang Lurus.

Melakukan kejahatan dan hal-hal yang sesak, kebanyakan dikarenakan mementingkan diri sendiri dan berpikiran sesat. Orang yang melakukannya, semasa hidup terkena hukuman, dan setelah meninggal akan diadili oleh penguasa neraka. Namun bila telah mendapatkan Tao, berarti kita telah menemukan kembali hatinurani. Maka timbullah pikiran jernih, kita dapat membedakan yang baik dan yang buruk, yang bengkok dan yang lurus, semua yang kita lakukan sesuai dengan suara hatinurani, sesuai dengan aturan, dan tidak menyimpang. Maka hanya dengan mendapatkan Tao, kita baru benar-benar dapat merubah sikap yang buruk menjadi baik, meninggalkan jalan sesat kembali ke jalan lurus.

3. Dapat Terhindar Dari Malapetaka dan Membayar Hutang Karma

Hukum karma mengatakan : “Berbuat baik akan dapat balasan baik, berbuat jahat akan dapat balasan jahat”. Jika mendapat malapetaka dan hutang-hutang karma, itu termasuk pembalasan buruk.

Apa sebab adanya malapetaka dan hutang karma?
Karena banyak orang melakukan berbuatan yang bertolak belakang dengan kehendak hatinurani, lama kelamaan, pembalasan itu menumpuk menjadi pembalasan yang berupa malapetaka besar yang belum pernah terjadi sejak dahulu kala.

Baik secara individu (perorangan) maupun secara kolektif (masyarakat), orang dirongrong oleh hutang karma, akan dihukum oleh berbagai malapetaka. Malapetaka dan Hutang Karma itu timbul dari perbuatan yang bertolak belakang dari kehendak hatinurani, ini berarti manusia kehilangan Tao.

Oleh karena itu, untuk menghindarkan malapetaka dan membayar hutang karma, harus mendapatkan Tao, menemukan kembali hatinrani yang hilang, barulah dapat melakukan setiap perbuatan sesuai dengan suara hatinurani. Hasilnya adalah secara individu akan berubah dari buruk menjadi baik.

Bab 6
Cara Membina Diri Setelah Dapat Tao

Zaman dulu untuk membina diri harus meninggalkan rumah tangga (menjadi pertapa). Tapi sekarang di akhir zaman, Tao yang sejati telah diturunkan, untuk menolong para umat, sekaligus terjadi penyelamatan global dari tiga alam. Guru penerang dengan perintah khusus dari Tuhan yang maha esa turun ke dunia, menyebarkan ajaran sejati hatinurani. Para Budha dan roh-roh suci juga turun ke pelosok bumi menyebarkan berita Tuhan, menyebarkan jalan sejati kerohanian.

Dengan jelas akan diberi petunjuk jalan pintas untuk membina diri, yaitu tidak perlu meninggalkan keluarga, dan tidak meninggalkan keramaian duniawi, kita dapat bersama-sama sekeluarga membina diri. Orang tua tidak kehilangan kesempatan memelihara anak-anaknya dengan kasih sayang, si anak tidak kehilangan kesempatan berbakti pada orang tua, suami-istri tidak kehilangan keharmonisan, antara saudara tidak kehilangan persaudaraan

Demikian halnya kalangan profesional, petani, pekerja, pedagang, semua dapat membina diri, sambil membina diri dapat melakukan pekerjaannya masing-masing, ini disebut berkarya sambil membina diri dengan mudah dan sederhana, Ini semua karena Tuhan begitu mencintai anak-anaknya manusia.

Sebagai bukti Tuhan mencintai manusia, maka kepada manusia diturunkan karunia-Nya yang agung, diberikan pengampunan yang luar biasa. Agar setiap orang dapat membina diri, baik pria dan wanita, maupun orang buta huruf juga dapat mengakhiri kelahiran dan kematian.
Bagi kaum terpelajar yang mendapat pendidikan tinggi, ada kemungkinan dapat meraih sukses sebagai para suci, para Budha dan malaikat. Kita telah memiliki kesempatan yang demikian langkanya, semoga semua umat yang tulus hati dari berbagai kalangan dapat menegakkan cita-cita tinggi untuk membina diri.

Cara membina Tao (diri), yaitu menegakkan diri sendiri untuk menegakkan diri orang lain, menyempurnakan diri sendiri untuk menyempurnakan diri orang lain. Menegakkan dan menyempurnakan diri sendiri yaitu membina diri sendiri, merubah hal-hal yang buruk pada diri sendiri, membuang sifat buruk, kelakuan yang tidak sesuai dengan aturan, kebiasaan yang tidak baik semua dirubah dan diperbaiki. Supaya dasar kita sendiri kokoh, budi pekerti mencapai taraf yang cukup tinggi, lambat laun menjadi orang yang berbudi pekerti agung.

Menegakkan dan menyempurnakan orang lain yaitu setelah diri sendiri sudah dapat berdiri tegak, sudah mencapai taraf yang cukup tinggi, lalu menyebar luaskan kebenaran. Pengetahuan yang kita dapat kita sampaikan kepada keluarga kita, supaya mereka pun seperti kita dapat merubah dirinya menjadi orang baru, mencapai budi pekerti yang agung, dan dapat kembali ke alam bahagian yang abadi.

Merubah diri menjadi baik, membina budi pekerti sendiri disebut pembinaan ke dalam. Menyebarkan ajaran Tuhan mengajak orang mendapatkan Tao, menasehati orang agar membina diri, disebut pembinaan ke luar. Sekarang sudah di akhir zaman keadaan tidak karuan, karena banyak orang baik belum mendapatkan Tao, maka diutamakan pembinaan ke luar. Bila pembinaan ke luar sukses, pembinaan ke dalam juga ada kemungkinan berhasil.

Oleh karena itu, membina Tao mengutamakan pembinaan ke luar. Apabila kelakuan diri sendiri tidak benar, tabiat tidak agung , mau mengajak orang dapat Tao sulit. Terlebih dahulu perbaikilah diri sendiri baru dapat menasehati orang lain, maka dari itu, pembinaan ke dalam juga penting. Untuk membina Tao yang agung caranya ialah pembinaan ke dalam dan ke luar harus dilakukan bersamaan, maka akan mencapai sukses.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar