Kamis, 03 September 2009

SEJARAH AGAMA TAO

Agama Tao adalah Agama tertua di dunia, yang hingga kini telah mencapai + 4600 tahun riwayatnya. Pada jaman dahulu para guru mempunyai aliran masing-masing, banyak yang menempuh jalan dengan menurunkan ajarannya secara pribadi saja, sehingga belum banyak yang mengungkap secara lebih rinci apa-apa yang ada di dalamnya dan terhadap inti sari Tao. Khalayak ramai banyak yang belum mengerti, bahkan pengertian umum tentang Tao pun masing-masing masih berbeda.

Agama Tao adalah Agama yang ber ke-Tuhanan, menjunjung tinggi derajat nenek moyang, menghormati tata tertib, mencintai sesamanya. Dewa-Dewi termasuk yang disembah/dipuja, namun kebanyakan penganutnya masih belum memahami asal usul dan riwayat dewa-dewi yang disembah/dipujanya itu, mereka hanya mengikuti tradisi saja, bahkan keadaannya sudah merupa-kan suatu tradisi.

Agama Tao mengharuskan umatnya berke-Tuhan-an, bersembahyang dan menghormati nenek moyangnya masing-masing. Menganggap siapa saja yang berjasa kepada Negara atau kepa-da rakyat banyak serta pernah memberi kejutan atau kemukjijatan, maka boleh dianggap sebagai dewa-dewi dan disembah. Yang dilaksanakan umat Tao adalah : berbaik hati, berbaik mulut, berbaik membaca, berbuat baik, meneladani kebaikan, semua itu guna menyempurnakan dan menyatu-kan diri dengan alam atau Tuhan (Thian), mengin-tensifkan alam pikiran ke-Tuhanan tapi tidak taha-yul, mengintensifkan sembahyang-sembahyang tapi tidak berlebihan atau pemborosan.

Agama Tao tidak menolak agama lain dan dapat menghormatinya, hingga dapat berkembang secara berdampingan dan damai. Penyebaran agama Tao sangat luas, dari Asia, Afrika, Amerika, Eropa bahkan daerah-daerah lain juga banyak penganutnya. Menurut statistic yang tak resmi saja kira-kira ada 50 juta lebih, inipun yang sudah terdaftar, namun penganut biasa yang belum ter-daftar pasti masih banyak lagi. Didalam persoalan rumah tangga, agama Tao mengajarkan harus dapat mempertahankan tata rumah tangga yang harmonis, membimbingnya menuju kejalan yang penuh kebahagiaan. Di dalam bidang melatih Fisik dan Mental, sama-sama dipentingkan sehingga dapat mencapai 3 arus berkumpul diatas kepala dan 5 hawa bersatu dan menyatu dengan alam / Tuhan (Thian) didalam tingkah laku kehidupan, Sabar, Hemat, dan menahan diri menjadi salah satu pedoman.

Agama Tao (Taoisme) mengajarkan untuk mempelajari, menekuni, dan melaksanakan Taoisme sebagai pola utama. Taoisme merupakan sumber yang muncul dan berkembang paling awal, yang berasal dari Xian Yuan Huang Di dan sudah menjadi milik bangsa Tiongkok dari semenjak dahulu kala.

Asal mula agama Tao berawal pada Huang Di, lalu berkembang kepada Lao zi, kemudian terbentuklah agama pada guru agung Zhang Dao Ling, para Cendikiawan pada jaman Negara-negara berperang, pada dinasti Qin dan Han, semua mengagungkan ilmu Huang Di dan Lao zi, dengan menye-butnya sebagai keluarga Tao.

Dinasti Tang dan Song mengumumkan serta menganut dasar pemikiran ilmu agama Tao, meyakini dan mempercayai juga mengagungkan-nya. Karena penyebaranya dari bangsa Tionghoa, maka agama Tao dipandang sebagai agama Tiongkok sejak dahulu kala. Mengenai agama lain, semuanya bukan sebagai agama asli milik Tiongkok. Presiden Jiang pernah mengatakan “ Kita tidak bisa memungkiri bahwa agama Tao adalah salah satu agama yang asli milik Tiongkok”.

Agama Tao berazaskan kesetiaan, berbakti dengan menghormati langit dan menghormati leluhur, menguntungkan segala benda serta membantu manusia. Sebagai tugas yang berbeda dari agama lain adalah : Berazaskan bebas merdeka, persamaan derajat, dan kedamaian. Prinsip dari agama Tao adalah untuk belajar, menekuni dan melaksanakan Taoisme tanpa batasan, maka akan tampaklah keindahannya. Usaha menekuni ilmu keluarga Taoisme terbagi 2 (dua) bidang, yaitu : Ilmu keluar dunia dan masuk ke dunia. Ilmu keluar dunia adalah mementingkan (memelihara watak dan tingkah laku menuju kemurnian), dengan tujuan melampaui hidup biasa untuk masuk kedalam kesucian.

Sedangkan Ilmu masuk ke dunia menitik beratkan kepada (kesetiaan, kebaktian, kasih sayang, hidup hemat), tujuannya adalah untuk memperbaiki diri, menguntungkan orang lain. Berlatih ilmu keluar dunia dapat merangkap berlatih ilmu masuk ke dunia, berlatih ilmu masuk ke dunia juga dapat merangkap berlatih ilmu ke luar dunia, semuanya sama sekali tidak ada pembatasan atau perbedaan namun cenderung ke satu bidang.

Agama Tao adalah suatu agama dewata yang menghormati Tuhan, meneladani leluhur, semua suci murni bawaan suci kedewaan duniawi, serta roh dewa dewi Negara dan daerah setempat, masing-masing disembahyangi menurut keyakin-an rakyat, bagi yang menyembah suci murni bawaan, dapat merangkap menyembahyangi roh dewa duniawi juga boleh menyembahyangi suci murni bawaan, tanpa ada larangan.

Dewa tertinggi agama Tao adalah Tri Suci, berada dialam tanpa kutub: Yang Mulia Yu Qing, Yang Mulia Shang Qing, dan Yang Mulia Thai Qing. Selanjutnya adalah dewa terhormat dialam Thai Cik : Yang Mulia Tao Lao, Tuhan (Allah), serta Kaisar Agung Empat Kutub, Kaisar Agung Tiga Pejabat, dan para pengatur bintang selatan dan utara serta raja para bintang dan lain-lainnya. Dan ini berhubungan dengan munculnya sebelum langit dan bumi terpisah, maka disebutlah Suci Murni Asli.

Agama Tao disebut juga Keluarga besar/rumpun Taoisme, bermula dari Huang Di. Menurut sejarah kuno menyebutkan bahwa Huang Di pergi kegunung Kong Tong Shan lalu beliau bertanya kepada Guang Cheng Zi, mengenai cara mengatur bangsa Tionghoa pada masa-masa yang akan datang. Kemudian Huang Di bertapa dan berhasil, terlihat pada siang hari dengan menunggangi naga di danau Ting Hu lalu terbang ke langit.

Kemudian upacara sembahyang pada jaman Dinasti Tang, Yu, Xia, Shang dan Zhou, tabuhan musik upacara semua berasal dari Tao. Pada jaman Zhou, Lao Tze menciptakan Kitab Moral, untuk mengulas inti Zhuang Ze tentang makna agama Tao.

Pada jaman Negara berperang Gui Gu Zi, Zhuang Zi, dll. Semua menganut ajaran Huang Di dan Lao Tze, merekomendasikan dan menyebar-kan ajarannya, lalu ahli ramal, ahli strategi, ahli kemiliteran dan ahli-ahli yang lain, lambat laun semua memihak ke Taoisme. Karenanya keluarga besar Tao semakin meluas. Hingga jaman dinasti Han, Zhang Dao Ling bertapa di gunung Qing Cheng Shan didaerah pusat Shu (Si Chuan), dan mendapatkan buku Pembuat Obat Sembilan Tungku ( Ini berarti pengalaman yang sangat ber-harga). Jiu Ding Dan Shu dari Huang Di mem-pelajari rahasia orang pintar, mendapatkan anugerah langsung dari Tai Shang Lao Jun, menjadikan lambang Kitab Wibawa sekutu Meng Wei Jing Lu, lalu menciptakan tata cara agama Tao dan menentukan pengaturan agama Tao.

Dengan demikian barulah keluarga besar Taoisme secara resmi menjadi suatu agama yang berorganisasi. Orang dengan hormat menyebut Zhang Dao Ling sebagai Guru Agung Zheng Yi Tian Shi. Maka dari itu dikatakan agama Tao bersumber / berawal dari Huang Di, tersebar pada Lao Tze, lalu terbentuklah agama pada Guru Agung Zhang Dao Ling.

Agama Tao semenjak ajaran Guru Agung Zhang Dao Ling pada jaman dinasti Han, telah lama berkembang pesat, semua pedoman dan upacara juga sudah menampakkan bentuknya, namun yang menjadikan agama Tao mendapatkan dasar yang gemilang didalam sejarah bangsa Tiongkok. Boleh dikatakan tidak sedikit mendapatkan ban-tuan tenaga reformasi Thian Si Dao oleh Kou Qian Zhi dinasti kelompok utara menurut buku Wei Shu Shi Lao Zi atau dengan nama lain Fu Zhen, selalu berminat dengan ajaran dewa.

Masa mudanya mempelajari ilmu Zhang Lu, memakan obat-obatan sekian tahun tidak berhasil kemudian ikut dengan dewa Cheng Gong Xing berkeliling dan masuk ke Gunung Song Shan bertapa hingga mencapai 10 tahun. Hingga dinasti Wei Utara, jaman Shen Rui 2 tahun bulan 10 Yi Mao, menjumpai Tai Shang Lao Jun turun dari langit, dan menga-takan pertapaan Kou Qian Zhi dengan amat antusias lalu diserahi kedudukan sebagai Tian Shi, serta dihadiahi kitab Pedoman “ Yun Zhong Shou Song Xin Khe Jie “ sebanyak 20 jilid. Dan disuruh mengikuti pelajaran baru, menyingkirkan tiga helai ilmu palsu, pungutan pajak berupa uang dan beras, serta ilmu yang tidak wajar penyatuan hawa lelaki dan perempuan, serta menurunkannya kepada Kou Qian Zhi, ilmu rahasia menyalurkan nafas di lunakkan.

Kemudian 8 tahun setelah jaman Tai Chang, dari guru Agung Li Pu Wen menerima kitab “ Lu Tu Zhen Jing “ sebanyak 60-an jilid, berisi cara menggugat , memanggil setan dan dewa, serta cara rahasia mengolah obat ramuan yang dikunci rantai dan getah cair dengan 8 jenis batuan mulia, tempat altar bersembahyang, busana dan upa-cara, masing-masing mempunyai kualitas berbeda-beda.

Tahun berikutnya dipersembahkan kepada Kaisar Shi Zu (Tai Wu Di), dan disambutnya dengan senang hati. Membangun tempat ibadah di sebelah tenggaranya Ping Cheng yang bertingkat rangkap lima. Mengumpulkan umat Tao sebanyak 120 orang, berdo’a enam kali setiap hari. Kaisar Shi Zu sangat meyakininya, disebut dengan hormat sebagai Tian Shi (Guru Agung). Mengembangkan ilmu ajaran baru, dan diumumkan keseluruh penjuru negeri, akhirnya usaha Tao berkembang pesat! Shi Zu menamai dirinya sebagai Pemimpin Sejati Aman Sentosa, merubah nama tahun men-jadi menjadi nama tahun Tai Ping Zhen Jun.

Namun para Kaisar pada jaman Wei bela-kang, setiap penobatan pasti berkunjung sendiri ke tempat ibadah Tao, menerima rajah dan mantra sebagai penganut ajaran Tao. Agama Tao hingga saat itu, boleh dikatakan sudah mencapai keber-hasilan besar. Pada hakekatnya yang disebut Kou Qian me reformasi ajaran Tian Shi Dao, semula bermaksud ingin merebut posisi tradisi Guru Agung Han, namun tidak berhasil. Tetapi terhadap agama Tao sungguh memiliki arti yang dapat dipuji ialah melanjutkan yang terdahulu meninggali untuk yang akan datang dan menyebarkan cahaya terang yang gilang gemilang!.

Mengenai perkataan Qiu Qiong Shan didalam petikan Gai Yu Cong Kao dikatakan: Larangan diudara (angkasa) adalah awal dari upacara puasa pada generasi belakang; mengolah obat dengan mengunci rantai sebagai awal merebus racikan obat oleh generasi sebelumnya dan perkataan yang lain-lainya tidak sesuai dengan kenyataan. Padahal di dalam agamanya Kou Qian Zhi meliputi upacara berpuasa dengan penyaluran pernafasan dan lain sebagainya. Dengan cara memperbaiki dan menambahkan kekurangan untuk menyem-purnakan dan ini sama sekali bukan yang dicipta-kan olehnya, yang dikatakan sebagai awal, sebenarnya semua itu adalah keliru.

Kitab Suci Tao Te Cing (tentang Pa Kwa) Nabi Lao Tze, mengatakan bahwa : Kebaikan yang belum cukup banyak takkan mengharumkan nama, kejahatan yang menumpuk tidak akan membi-nasakan, selalu berbuat kebaikan, berbudi baik dan semuanya itu dengan sendirinya akan menjulang. Hal-hal yang buruk bila tidak diubah dan jika selalu dilakukan maka pada suatu saat akan membinasakan diri sendiri.

Dari ilmu pendidikan dapat kita telaah yaitu ; tidak ada jasa yang lebih besar dari pada merubah yang jahat menjadi baik dan tidak ada dosa yang lebih besar daripada merubah yang baik menjadi jahat. Maka seorang yang budiman mempunyai pedoman: mencintai kebaikan dan membenci kejahatan, selalu melakukan kebajikan (perbuatan baik) harus cepat dan tiada hentinya bagaikan air yang mengalir.

Janganlah mengambil sikap menunggu, membuang dan menjauhi hal-hal yang buruk harus dengan tekad yang membaja seperti ingin mem-balas dendam terhadap sikap yang buruk, yaitu benci akan kejahatan, sehingga jiwa kita akan sepenuhnya tidak akan melakukannya, seperti pepatah mengatakan : Mendengarkan suatu kebaikan dan melihat suatu kebaikan, segeralah kita lakukan, bagai tak keburu, mendengarkan hal yang buruk dan melihat hal yang jahat, segera jauhi bagaikan dikejar setan. Hal-hal yang baik meskipun sedikit lakukanlah, memikirkan yang buruk dan jahat meskipun sedikit janganlah kita lakukan sekali-kali.

Seperti yang dikatakan pada jaman dahulu oleh Raja Lie : Jangan mengenggap hal-hal yang baik dan kecil sifatnya namun tidak dilakukan dan janganlah melakukan hal-hal buruk walaupun sifatnya hanya kecil.


Dalam ajaran Nabi Lao Tze, Teman merupa-kan salah satu kaidah didalam lima kaidah kehi-dupan manusia. Manusia tidak dapat hidup tanpa berteman (tak dapat hidup secara individualisme) Namun kita juga harus berhati-hati didalam berteman dengan seseorang yang sifatnya jahat, karena jika kita tidak berhati-hati maka akan rugi nantinya. Oleh sebab itu didalam berteman kita juga harus pandai memilih dan selalu berhati-hati.

Nabi Lao Tze bersabda : Utamakanlah kesetiaan dan kepercayaan, tiada seorang teman yang kurang dari kita. Apa yang dinamakan berteman ? menurut sebuah naskah suci Lie Ci mencatat; Orang seperguruan adalah orang sejalan. Nabi Lao Tze bersabda : Bila tidak seper-jalanan takkan cocok, Bila kita ingin mencari seorang teman, lihatlah diri sendiri terlebih dahulu, apakah ucapan dan semua kelakuan kita berguna terhadap orang lain.

Jika kita sendiri tidak melihat diri kita tentang ucapan dan perbuatan kita, lalu kita ingin mencari seorang teman yang berguna bukankah hal ter-sebut sama saja dengan membohongi diri sendiri? jika kita tidak menguasai prinsip yang benar dalam berteman, bagaimana mungkin kita memperoleh seorang teman yang baik. Di dalam berteman haruslah jujur dan tulus hati maka dengan demikian lama kelamaan kitapun akan dihormati orang, selalu saling membantu dan memberi semangat, bersama-sama membina budi pekerti yang baik dan berkarya, saling menasehati, berbuat baik dan menjauhi keburukan, dengan demikian barulah dapat dikatakan mempunyai manfaat dan faedah dalam berteman.

Sun Tze seorang Cendikiawan pada jaman dahulu dalam penulisannya tentang membina diri menuliskan bahwa : “Orang yang tidak sanggup saya imbangi adalah sebagai guruku, orang yang seimbang denganku adalah kawanku, orang yang menjilat padaku adalah maling / pencuri bagiku”. Karena itu seorang yang budiman sangat menghor-mati gurunya, mengasihi temannya dan sangat tidak suka terhadap maling atau penjilat.

2 komentar: